Jumat, 15 Desember 2017

Resensi Novel Dear Heart, Why Him?


Dear Heart, Why Him?



Judul : Dear Heart, Why Him?
Penulis                : Haula S.
Penyunting : Hutami Suryaningtyas dan Dila Maretihaqsari
Penerbit             : Bentang Belia (PT Bentang Belia)
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, November 2017
Jumlah Halaman : vii + 252 hlm; 20,8 cm
ISBN : 978-602-430-188-0

Profil Penulis

Haula S. Lahir di Mataram pada tanggal 29 Maret 1998. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Mataram pada tahun 217, saat ini ia menempuh pendidikan di Poliklinik Kesehatan Mataram. Putri bungsu dari dua bersaudara ini mulai suka menulis sejak SMP. Kini Haula aktif menulis di Wattpad dan telah meraih banyak pembaca setia melalui akun @Haula_s. Novel Dear Heart, Why Him? adalah novel pertamanya yang diterbitkan dan merupakan salah satu karya dari Belia Writing Marathon yang tayang di Wattpad @beliawritingmarathon. Dear Heart, Why Him? telah dibaca lebih dari 11 juta kali oleh pembaca Wattpad. Selain menulis, penggemar siomay dan mi instan ini juga hobi menggambar dan membaca novel.

Sinopsis Novel

“Jangan mengharapkan sesuatu yang indah saat jatuh cinta, tapi sibuklah mempersiapkan hatimu untuk menghadapi seribu satu hal yang menyakitkan.”

Itulah sepenggal kata-kata yang dapat membuat seluruh hati para remaja meleleh. Baper? Pastinya. Novel ini terbilang novel remaja yang ceritanya dapat membuat hati kita merasa melayang karena novel ini novel Terbaperrr 2017. Baper atau Bawa Perasaan adalah suatu identitas bagi remaja perempuan saat ini yang mungkin sering dibuat melayang berkat rayuan-rayuan gombal yang dilontarkan dari mulut laki-laki. Novel ini menceritakan tentang kisah percintaan anak SMA yang bernama Bela dan Dalvin. Pada awalnya mereka saling membenci dan jika bertemu pasti bertengkar seperti Kucing dan Tikus. Kebencian berawal dari Dalvin yang menempati parkiran tempat yang biasa mobil Bela terparkir, Bela tak rela tempatnya digunakan orang lain. Bela menyuruh Dalvin untuk memindahkan mobilnya tetapi Dalvin tetap saja tidak mau dan meninggalkan Bela yang menggerutu sendiri karena kesal. Suatu hari Bela pulang dengan mengendarai mobilnya sendiri dan saat itu dalam keadaan hujan deras disertai suara gemuruh petir yang saling bersahutan. Bela sangat takut dengan suara petir, didalam mobil Bela tak mampu mengendalikan pikirannya karena sudah sangat ketakutan dan akhirnya Bela mengalami kecelakaan. Dalvin yang menolong Bela dan langsung membawa Bela ke Rumah Sakit. Tak lama kemudian Mama Bela dan Nanda sahabat Bela datang ke Rumah Sakit untuk memastikan keadaan Bela baik-baik saja. Setelah sadar Nanda memberitahu bahwa yang menolong Bela adalah Dalvin, namun Bela sama sekali tidak percaya. Selama Bela dirawat di Rumah Sakit Bela selalu mendapat kiriman bunga mawar dengan identitas inisial G, Nanda selalu meyakinkan Bela bahwa yang mengirim bunga itu adalah Dalvin. Di Rumah Sakit Bela mempunyai teman bernama Kanya yang sedang sakit parah dan Dokter Cantik yang sering dia panggil Kak Jessie. Kanya adalah sahabat Dalvin dan Laskar dari SD hingga sekarang dan Jessie adalah kakak Dalvin yang berkerja sebagai dokter. Mungkin dunia ini terlalu sempit sehingga Bela harus berurusan selalu dengan Dalvin musuh bebuyutannya. Kebencian mereka makin lama makin memudar dan berubah menjadi sahabat yang kenyataannya memendam perasaan lebih, tetapi saling gengsi. Bela tidak bisa mengungkapkan perasaanya karena ia tahu Dalvin mencintai Kanya bukan dirinya. Walaupun mereka sering menghabiskan waktu bersama itu hanya sebatas teman tidak lebih. Suatu hari Pengagum Rahasia yang sering mengirim bunga dengan plat G terbongkar, ternyata selama ini yang menyukai Bela adalah Joshua pacar Nanda, mengetahui hal tersebut Nanda merasa terpukul dan sangat membenci Joshua. Sekian lama Nanda menghilang akhirnya Nanda kembali dengan lebih kuat menghadapi kenyataan dan mulai melupakan Joshua yang sudah menyakiti hatinya. Semakin hari keadaan Kanya semakin buruk, satu hari menjelang kepergiannya Kanya meminta Laskar untuk menemaninya keluar jalan-jalan di taman rumah sakit. Kanya mencintai Laskar dari dulu, namun Kanya tidak tahu bahwa Dalvin juga mencintainya. Hingaa tersirat kabar bahwa Kanya meninggal dunia, membuat Dalvin sangat terpukul dan memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Bela sempat mengajak Laskar pergi berdua untuk menjelaskan sesuatu tentang perasaan Kanya pada Laskar, sesampainya di rumah ternyata Dalvin memergoki mereka berdua jalan bersama. Akhirnya Dalvin marah-marah dan terjadi kesalahpahaman diantara mereka bertiga. Bela mencoba menjelaskan semuanya, namun Dalvin tidak ingin mendengar penjelasan sedikitpun karena dia sudah terlanjur benci dengan Bela dan Laskar. Keadaan berbalik kini Bela yang membenci Dalvin dan membuat Dalvin berusaha meminta maaf kepada Bela. Hingga akhirnya Dalvin membuat kejutan dan menyuruh Nanda untuk mengajak Bela ke sekolah malam-malam. Disana Bela terkejut melihat lilin yang memancarkan cahaya indah dan seorang laki-laki yang berdiri ditengahnya. Itu Dalvin! Dalvin meraih tangan Bela untuk meminta maaf atas kesalahannya dan ingin meminta Bela untuk menjadi Pacarnya. Mendengar hal itu tubuh Bela hanya mematung sambil menatap mata Dalvin dan memberikan senyuman cantiknya. Dalvin langsung memeluk Bela sembari berkata “Aku tidak akan melepaskannya lagi”. Dan tanpa disadari moment spesial tersebut berada di parkiran tempat dimana Bela dan Dalvin bertemu pertama kali.

Kelebihan

Novel ini memiliki kelebihan, tampilan kover depan dapat terlihat warna buku yang tidak terlalu mencolok sehingga sangat menarik pembaca. Pada tampilan kover belakang juga terlihat cuplikan sinopsis yang membuat pembaca semakin penasaran. Cerita yang ditampilkan dapat dicerna dalam pikiran, karena bahasanya menggunakan bahasa remaja sehari-hari pada umunnya sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan dalam pembuatan ceritanya sangat memperhatikan kaidah kebahasaan dan kata-kata baku. Pemberian penggalan kata-kata yang ada ditiap partnya membuat pembaca semakin baper dan ikut terhanyut dalam cerita yang disampaikan. Mungkin saya termasuk orang yang ikut merasakan kebaperan novel tersebut, sehingga saya sering ketawa-ketawa sendiri pada saat membacanya. Tidak hanya itu, novel ini mengajarkan nilai persahabatan yang baik dan patut ditiru seperti tokoh Bela dan Nanda. Didalam cerita terselip kata-kata humor yang dapat membuat pembaca terhibur dan tidak jenuh dengan cerita percintaan yang gitu-gitu saja. Mungkin untuk remaja yang ingin berbaper-baper ria, novel ini sangat cocok sekali untuk dibaca karena dapat membuat kita semakin baper.

Kelemahan

Walaupun novel ini banyak memiliki kelebihan, namun disisi lain memilki kekurangan. Cerita ini sebagian besar berlatar di lingkungan sekolah dan menggambarkan suasana belajar mengajar di sekolah. Tokoh Laskar yang menjadi anak dari kepala sekolah terlihat menyepelekan sekolahnya dia selalu membolos dan tidak memerdulikan orang tuanya sehingga memberikan kesan dan contoh yang buruk. Dari segi cerita mungkin sebagian orang sudah dapat menebak ending dari cerita tersebut karena sudah banyak FTV remaja yang ceritanya seperti itu. Pada halaman 125, disana menceritakan Dalvin sakit gara-gara makan eskrim dan Bela tiba-tiba teringat bahwa kemarin mereka berdua membeli eskrim sebelum menjenguk Kanya di rumah sakit. Tetapi pada cerita sebelumnya Bela datang sendiri menjenguk Kanya karena berniat untuk curhat dan Davin disuruh Kanya ke rumah sakit lewat pesan yang dikirimnya, “Vin sini ke rumah sakit, disini ada cewek cantik”. Jadi terlihat jelas mereka tidak ke rumah sakit bersama melainkan sendiri-sendiri. Pada Part 18 ada kesalahan tanda baca koma yang berlebihan dan pada halaman 199 penulisan kata ”yang” dua kali membuat pengulangan kata sehingga kurang efektif.

Kesimpulan

Semua orang pasti memiliki sisi baik dan buruk, tetapi jangan pernah memandang orang dari sisi buruknya saja. Karena jika kita memandang orang tersebut dari sisi buruknya saja yang ada hanya kata kebencian semata. Kenali orang tersebut lebih jauh lagi agar kita dapat menyimpulkan baik atau tidaknya orang itu. Mungkin dulu Bela membenci Dalvin, dan Dalvin membenci Bela. Namun kini mereka bisa saling menyayangi karena mereka dulu belum mengenal lebih jauh. Jangan terlalu membenci orang secara berlebihan, karena Kata Benci bisa berubah jadi Cinta.

Nama     : Via Seviana
NIM        : 2101417010
Prodi      : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Rombel 1)

Rabu, 15 November 2017

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional? Mengapa tidak?


Eksistensi Internasionalisasi Bahasa Indonesia

“Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”
          Kita sebagai putra-putri Indonesia tahu betul isi dari ikrar Sumpah Pemuda. Nah, penggalan diatas merupakan ikrar ketiga yang berarti kita mempunyai kewajiban untuk memuliakan bahasa persatuan. Dengan bahasa Indonesia masyarakat dari berbagai penjuru dapat saling berinteraksi dan terikat. Interaksi antar masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia menjadikannya semakin luas. Hal itu memungkinkan bahasa tersebut dapat berkembang hingga kancah internasional.
          Bisakah bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional? Pasti bisa. Bahasa Inggris dan bahasa Prancis saja sudah bertaraf internasional, jadi sangat mungkin bahasa Indonesia dapat menyamai kedudukan kedua bahasa itu. Berbanggalah kita memiliki bahasa Indonesia. Karena fakta-fakta berikut ini yang akan mengungkapkan rahasia dibalik kesederhanaannya.
          Pertama, bahasa Indonesia menjadi bahasa asing yang paling populer di Australia. Di negara sebelah, bahasa Indonesia berada di peringkat ke-4 bahasa terpopuler. Lebih dari 500 sekolah dasar mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia dalam materi ajar mereka. Bahkan di beberapa universitas juga menyediakan mata kuliah khusus Bahasa Indonesia. Jangan heran jika kalian berkunjung ke negeri kanguru ini, kamu akan menemui banyak orang yang dapat berbahasa Indonesia.
          Kedua, bahasa Indonesia merupakan sepuluh besar bahasa yang paling banyak dipakai. Ternyata lebih dari 45 negara di seluruh dunia mempelajari bahasa ini. Beberapa negara di antaranya adalah Jepang, Vietnam, Mesir, Italia, dan tentunya Astralia.
          Ketiga, pusat studi Indonesia ternyata ada di Afrika. Mesir, sebagai negara yang terletak di Afrika ternyata menjadi salah satu negara yang fanatik dalam mengembangkan bahasa Indonesia. Belum lama ini pusat studi bahasa Indonesia dibangun di Suez Chanel University.
          Keempat, tidak hanya di Mesir, di Jepang-pun ada pusat studi Indonesia. Sebagai salah satu bekas penjajah wajar jika Jepang memiliki akar budaya yang mirip dengan Indonesia. Didirikan pusat studi oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang, pada tahun 1969. Ada kurang lebih 20 universitas yang sudah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan di tahun 1992 sudah mulai diberlakukan uji berbahasa Indonesia.
          Kelima, bahasa prioritas di Vietnam. Vietnam merupakan negara tetangga Indonesia yang sangat menghormati bahasa Inonesia. Terbukti dengan adanya peraturan pemerintah yang mensejajarkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang. Di tahun 2007 pemerintah Ho Chi Minh City menetapkan bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam itu sendiri.
          Walaupun banyak negara yang mengenal dan mempelajari bahasa Indonesia, tetapi bahasa Indonesia belum kunjung ditetapkan menjadi bahasa internasional. Untuk itu, pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk menduniakan bahasa Indonesia. Beberapa usaha sebuah bahasa dapat menjadi bahasa internasional adalah bahasa tersebut harus digunakan dalam diplomasi, perdagangan internasional, dan juga dalam penyebaran ilmu pengetahuan.
          Hal-hal yang dapat menunjang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional yaitu, penutur bahasa Melayu-Indonesia cukup banyak, 45 negara telah mengajarkan bahasa Indonesia, Indonesia memiliki banyak keberagaman sehingga negara lain tertarik, tata bahasanya sederhana dan teratur, dan bahasa Indonesia relatif mudah dipelajari.
          Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 44 menyebutkan bahwa “Pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan”.
          Pusat pengembangan dan perlindungan (pusbanglin), badan pengembangan dan pembinaan bahasa (badan bahasa), kementrian pendidikan dan kebudayaan memiliki strategi untuk menunjang internasionalisasi bahasa Indonesia “Karena internasionalisai bahasa Indonesia menjadi target kita, maka saat ini kita mencoba menangani ASEAN terlebih dahulu”.
          Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (APPBIPA) mendorong adanya internasionalisasi bahasa Indonesia dengan meminta pekerja asing yang bekerja di Indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Ketua APPBIPA pusat Liliana Maliastuti dalam pelatihan pengajaran BIPA Tingkat Dasar dan Madya di Surabaya mengatakan, “Hal itu terkait diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berdampak pada berkurangnya penggunan bahasa Indonesia di ruang publik. Untuk itu, kami mendorong adanya peraturan pemerintah yang terkait dengan penguasaan bahasa Indonesia untuk pekerja asing”. Di era globalisasi saat ini, peran BIPA dalam mewujudkan internasionalisasi bahasa Indonesia sangatlah penting. Sementara itu, pelatihan pengajar BIPA akan mendorong terwujudnya internasionalisasi bahasa Indonesia. Program Darma Siswa, Program See-Conic, program student exchange, dan program bahasa Indonesia bagi Tenaga Kerja Asing merupakan program yang terus menerus ditingkatkan mutu layanannya. Bertolak dari kebutuhan profesionalitas layanan tersebut, maka peningkatan kompetensi dosen yang mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menjadi penting guna membangun rumah BIPA Unnes yang berkualitas. Untuk itu, bagian kerjasama Unnes mengadakan kegiatan pelatihan pembelajaran BIPA bagi dosen Unnes pada tanggal 10-11 Februari 2016, di Salatiga.
          Yusro Edi Nugroho, M. Hum. selaku Koordinator BIPA Unnes mengatakan, kegiatan pelatihan bertujuan meningkatkan kompetensi pengajar BIPA Unnes serta menyiapkan perangkat pembelajaran. Kompetensi yang harus dimiliki oleh pengajar BIPA meliputi pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan pengajaran BIPA, pengembangan silabus dan rencana pengajaran BIPA, pengembangan bahan ajar BIPA, serta pemanfaatan teknologi dalam pengembangan bahan ajar BIPA. Kegiatan pelatihan ini, bermuara pada kesiapan rumah BIPA Unnes sebagai penunjang pilar Internasional.
          Dari uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa bahasa Indonesia sangat berpotensi menjadi bahasa internasional melalui berbagai upaya yang menunjang terwujudnya tujuan tersebut seperti penggunaan bahasa Indonesia dalam diplomasi, perdagangan internasional, dan juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui rumah BIPA, pengajar BIPA dilatih agar dapat mencapai kompetensi yang telah direncanakan.        

Jumat, 10 November 2017

Kampus Konservasi Tempatku Meraih Mimpi


          Pada awalnya aku belum tahu ingin berkuliah dimana dan mengambil jurusan apa. Kelas 10, kelas 11 yang terlintas dalam pikiran hanya kebimbangan semata. Tiba saatnya kelas 12 yang setiap hari harus berurusan dengan materi dan soal-soal Ujian Nasional. Aku mencoba mencari jati diri saya untuk memikiran matang-matang tentang jurusan apa yang ingin saya ambil setelah lulus SMA. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk memperdalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang kebetulan masuk dalam salah satu mata pelajaran Ujian Nasional. Setiap hari aku selalu mempelajari apa saja yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut, namun pada saat pengumuman hasil UNBK nilai mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesiaku kurang memuaskan. Pada akhirnya pendaftaran SNMPTN mulai dibuka dan Alhamdulillah aku termasuk salah satu siswa yang dapat mendaftar SNMPTN. Dari sana kebimbanganku benar-benar diuji, dan aku memantapkan diri untuk mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang. Setiap hari aku selalu berdo'a agar dapat diterima di Unnes lewat jalur SNMPTN, karena jika ikut jalur SBMPTN aku tidak yakin dengan kemampuanku. Sebelum pengumuman SNMPTN, ada informasi bahwa siswa yang mendaftar harus melakukan registrasi ulang. Teman-temanku yang mendaftar SNMPTN tidak ada yang tahu sedangkan batas registrasi sudah ditutup. Seketika aku langsung patah semangat untuk berkuliah. Aku menangis seraya berdo'a, "Apakah ini belum rezekiku? Ya Allah semoga aku masih tetap terdaftar dan semoga pada saat hari pengumuman aku bisa lolos SNMPTN" itu do'a yang selalu aku panjatkan setelah shalat. Disamping itu aku juga selalu meminta do'a restu kepada kedua orang tuaku, karena tanpa do'a mereka aku tidak akan jadi apa-apa. Pada awalnya bapakku tidak mengizinkanku untuk kuliah jauh-jauh, tetapi aku selalu meyakinkan bapak bahwa aku akan kuliah dengan sungguh-sungguh dan akan jaga diri baik-baik.
          Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pengumunan SNMPTN diumumkan pada hari Rabu, 26 April 2017 pukul 14:00 WIB. Waktu itu pukul 14:00 masih lama aku memutuskan untuk tidur dulu, tidak tahu mengapa aku terbangun tepat pukul 14:00 padahal aku tidak mengaktifkan alarm. Pukul 14:05 aku memutuskan untuk membuka pengumuman SNMPTN. Dengan mengucap Basmalah, Alhamdulillah aku lolos SNMPTN prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang. Syukur Alhamdulillah aku sangat berterima kasih kepada Allah yang telah mengabulkan do'a-do'aku. Aku memilih pendidikan karena cita-citaku ingin menjadi seorang guru. Mengapa aku memilih prodi Bahasa dan Sastra Indonesia? Karena menurutku kita lahir di Indonesia dan kita juga harus ikut melestarikan bahasa Indonesia walaupun aku tahu bahasa Indonesia sering dipandang sebelah mata dan sering sekali diremehkan, namun aku tetap bersyukur kepada Allah karena bagaimanapun juga itu adalah pilihanku dan aku harus menjalaninya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Setelah pengumuman, aku memberitahukan kepada bapak dan ibu bahwa aku diterima di Unnes tanpa jalur tes dan orang tuaku sangat senang aku bisa masuk di perguruan tinggi negeri. Sebenarnya aku belum tahu Unnes terletak dimana, saat pertama kali menginjakkan kaki di Unnes aku diantar kakakku dengan ditemani tetanggaku yang kuliah di Semarang. Aku dan kakakku ngelaju Jepara-Semarang selama 3 jam dengan mengendarai sepeda motor. Pengalaman yang kedua aku dan kakakku berangkat sendiri ke Semarang sambil menghafal jalan. Saat itu kegiatannya adalah tes kesehatan, aku berangkat dari Jepara pukul 05:00 subuh dan sampai Semarang sekitar pukul 08:00 pagi. Ditengah perjalanan kami ketilang polisi karena salah jalur, rasanya badanku bergetar semua karena ini merupakan pengalaman pertama yang terjadi di kota orang. Pengalaman tersebut tidak akan aku lupakan dan akan aku jadikan suatu pelajaran.
          Setelah melakukan serangkaian kegiatan mulai dari pembekalan, tes kesehatan hingga verifikasi registrasi. Tiba saatnya mengikuti kegiatan PPAK, baik PPAK Universitas maupun PPAK Fakultas. Aku mengikuti serangkaian kegiatan tersebut dengan suka cita karena aku mendapat teman baru dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tanggal 28 Agustus 2017 tepatnya hari Senin aku masuk  kuliah perdana, memulai semuanya dibangku perkuliahan yang kenyataannya sudah terlepas dari predikat siswa SMA. Aku merasakan perbedaan 180 derajat saat duduk dibangku SMA dan kini beralih dibangku perkuliahan. Saat ini aku masih semester satu, harapanku semoga aku bisa meningkatkan nilaiku disetiap semesternya dan bisa lulus tepat waktu. Aku akan selalu ingat perjuanganku dan akan selalu bersyukur kepada Allah karena aku termasuk orang yang beruntung yang telah mengalahkan ribuan orang yang ingin masuk ke Unnes. Orang tua adalah tujuan utamaku, karena aku berada disini untuk mereka dan semoga setelah lulus aku bisa membanggakan mereka. Amin.
Kata-kata yang selalu ada dibenak dan dipikiranku adalah "Berangkat untuk orang tua. Pulang membanggakan orang tua. Karena orang tua tujuan utama".
Itulah sedikit cerita tentang pengalamanku sebelum masuk Unnes Kampus Konservasi tempatku meraih mimpi.

Sabtu, 04 November 2017

Bahasa dan Sastra Indonesia

Bagaimana sih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu?
Menyenangkankah? Apa justru Membosankan?

Disini saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya yang kebetulan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Mengapa saya mengambil jurusan ini? Karena Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang saya sukai sejak SD. Pasti kalian semua Nilai UN nya yang paling bagus mata pelajaran Bahasa Indonesia mulai dari SD sampai SMA. Iyaa kan? Tetapi saya tidak terpacu pada nilai atau yang lainnya kok, saya mengambil jurusan itu karena sudah menjadi pilihan dan cita-cita saya yang ingin menjadi guru Bahasa Indonesia.
Mungkin pengalaman saya masih sedikit, karena sekarang saya masih semester 1 dan belum mempunyai banyak pengalaman yang harus diceritakan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu menyenangkan, kita diajari mulai dari mengenal alat ucap yang digunakan untuk mengeluarkan bunyi hingga cara membunyikan bunyi tersebut dengan benar. Itu membuat kita semakin bersyukur bahwa Tuhan menciptakan alat ucap tanpa sia-sia. Kita juga diajarkan untuk mengenal para sastrawan dari masa ke masa. Sastra tidak tercipta begitu saja, sastra ada yang menciptakannya. Kita disini mempelajari tentang sastrawan beserta karya-karyanya yang luar biasa. Kita juga dikenalkan dengan bentuk cerita-cerita tradisional yang berkembang di masyarakat. Menyenangkan bukan? Kita belajar sambil bercerita. Mungkin masih banyak lagi kesan-kesan yang ada di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk saat ini saya hanya sedikit memberi gambaran jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang sering dipandang sebelah mata namun kenyataannya berbahasa itu tidak mudah, maka dari itu kita disini belajar tentang Bahasa Indonesia.